Dihalalkan bersetubuh dengan musuh? Bukankah melakukan perzinahan dalam bentuk apapun diharamkan? Pasti yang menegeluarkan fatwa ini adalah "orang gila".
Mungkin seperti itu pikiran Anda saat membaca judul postingan saya kali ini. Ya, saya juga berpikiran seperti kala pertama membaca informasi ini. Setelah saya membaca keseluruhan informasi ini barulah saya mengerti bahwa ternyata yang membuat fatwa ini memang benar "orang gila". Mengapa saya menyebutnya orang gila? Karena dia menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
Orang yang mengeluarkan fatwa ini bernama Rabbi Ari Shvat. Dia adalah seorang Rabbi Yahudi ternama di Israel. Memang Rabbi Ari Shvat mengeluarkan fatwa ini bukan untuk seluruh ummat Yahudi. Akan tetapi ia mengeluarkan fatwa khusus untuk Agen Intelejen Israel, Mossad.
Seperti sudah menjadi prinsip umum di dunia intelejen, bahwa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan, mereka menggunakan segala cara. Dari cari yang baik-baik hingga cara menyiksa sekalipun. Nah, berhubungan seks adalah salah satu cara yang dilakukan oleh para agen Mossad untuk mendapatkan informasi. Karena itu pula, Rabbi Ari Shvat mengeluarkan fatwa: agen Mossad perempuan boleh bersetubuh dengan musuh untuk mencapai misinya.
Rabbi Ari Shvatmembolehkan berhubungan badan dalam beberapa kasus ekstrem dan jarang jika itu merupakan solusi paling cepat dan efisien untuk memperoleh informasi atau menghentikan tindakan membahayakan negara
Sang Rabbi mendasarkan fatwanya pada cerita-cerita yang digali dari sejarah kaum Yahudi zaman dulu. Seperti yang dilakoni Ratu Esther yang melayani hasrat Raja Ahashverosh untuk menyelamatkan bangsa Yahudi pada tahun 500 Sebelum Masehi.
Contoh paling mutakhir diterapkan terhadap pembocor nuklir Israel Mordechai Vanunu. Bekas teknisi nuklir di reaktor Dimona itu berhasil dibekuk di Ibu Kota Roma pada 1986 setelah terbuai bujuk rayu dan kehangatan tubuh agen Mossad perempuan. Selentingan soal misi syahwat itu juga muncul dalam kasus terbunuhnya salah satu pentolan Hamas Mahmud al-Mabhuh di Dubai, Uni Emirat Arab, Januari tahun ini.
Yang disarankan memakai taktik seks adalah agen lajang. Mereka juga tidak perlu meminta izin rabbi untuk itu. “Jika harus menggunakan agen bersuami, lebih baik suaminya menceraikan dia dulu. … Setelah itu rujuk lagi,” ujar Rabbi Shvat.
Tentu saja ada persyaratan mutlak agar misi syahwat itu berhasil. Sang agen perempuan mesti berwajah memikat dan memiliki lekuk tubuh aduhai. Dijamin korbannya akan bertekuk lutut.
Semoga cara ini tidak dilakukan oleh agen Intelejen Indonesia. Amiin
Sumber: Merdeka.com
0 komentar:
Posting Komentar